Tepat ketika
saya mulai menulis, waktu menunjukkan pukul 23:06 WIB. Yang artinya, kurang
dari satu jam lagi, secara resmi tahun 2013 berakhir dan tahun 2014 dimulai.
Berbicara
mengenai tahun baru, dapat dilihat begitu bervariasinya tindakan, kegiatan, dan
perilaku masyarakat dalam menyikapi momen ini. Ada yang memanfaatkan tahun baru
untuk berpesta pora bersama kawan dan kerabat, menggelar barbeque, meniup terompet, dan lain-lain. Ada yang menjadikan momen
pergantian tahun ini sebagai titik tolak untuk perubahan, menjadi sosok manusia
yang baru, untuk pencapaian-pencapaian yang baru, sarana untuk berubah menjadi
orang yang lebih baik. Bahkan ada yang membuat resolusi-resolusi tahun baru
mereka secara tertulis – baik itu dipublikasikan atau tidak. Ada juga yang hanya ikut-ikutan saja dalam perayaan
tahun baru ini – asal kumpul, asal eksis.
Di berbagai tempat
pun bergemuruh semarak pergantian tahun ini. Berbagai stasiun televisi
menayangkan konser-konser atau program spesial lainnya untuk sebagai bentuk
perayaan tahun baru. Di jalan-jalan dapat ditemukan kerumunan-kerumunan manusia
dengan berbagai aktivitas, bahkan lalu lintas yang macet pun sudah menjadi
pemandangan biasa setiap tahun. Suara ledakan kembang api di mana-mana. Festive mood ini menjamur di seluruh
penjuru dunia.
Namun ada
juga sebagian yang secara gamblang menyatakan sikap penolakan terhadap perayaan
tahun baru, bahkan mengharamkannya – berbagai propaganda pun mereka lakukan
untuk meyakinkan masyarakat bahwa perayaan tahun baru masehi adalah sesat,
salah. Propaganda ini mereka lakukan dengan berbagai cara – berbagai artikel di
media online dapat ditemukan, bahkan
spanduk di jalan-jalan.
Saya
sendiri, kali ini sedang not in the party
mood. Mengapa saya bilang kali ini, karena biasanya di tahun-tahun
sebelumnya saya selalu keluar dan ikut seru-seruan dalam perayaan tahun baru,
entah dengan teman-teman atau sanak saudara. Entah membuat barbeque, menonton film bersama, turut membisingkan kota dengan
suara terompet, ataupun hanya kumpul-kumpul saja dan berbagi cerita serta
gurauan. Kadang momen ini juga saya manfaatkan bersama teman-teman lama untuk
melepas rindu – mengingat banyak dari kami sekarang yang menuntut ilmu di luar
kampung halaman.
Untuk tahun
baru kali ini saya sungguh-sungguh tidak berminat keluar rumah. Entah mengapa,
bisa jadi karena jenuh, karena perayaan tahun baru yang begitu-begitu saja.
Mengenai
resolusi, saya tidak mencoba untuk menetapkan secara konkret mengenai apa-apa
yang harus saya lakukan atau saya capai di tahun 2014, atau sebaliknya,
merenungkan apa saja yang sudah saya lalui di 2013. Karena sesungguhnya bagi
saya, refleksi semacam ini, tidak hanya bisa dilakukan saat pergantian tahun.
Setiap hari pun bisa dilakukan, bahkan sebenarnya lebih baik jika kita bisa live day by day. Untuk berkumpul,
bersenang-senang, dan berpesta pun, juga bisa dilakukan kapan saja.
Saya pribadi
lebih melihat tahun baru ini sebagai sebuah momentum. Yap, hanya sekedar sebuah
momentum. Momentum yang menunjukkan bahwa, supaya sesuatu yang baru bisa
datang, sesuatu yang lama harus pergi. Simpel. Momentum yang menunjukkan bahwa,
the time does not give any break. It
always goes by.
Tentu,
paling tidak, saya ingin menjadi orang yang lebih baik di tahun
berikutnya, dan seterusnya di tahun
berikutnya lagi. Lebih baik di segala sisi. Yang jelas, semoga dengan
bergantinya tahun, semakin dewasa usia saya, hidup saya menjadi lebih
bermanfaat dan bermakna, bagi orang lain dan bagi saya sendiri. Dan tentu, sebagai
mahasiswa dan Insya Allah penulis
yang lebih baik.
Silakan
memanfaatkan momen tahun baru ini sesuai selera anda. Mau berpesta pora, mau
bersantai di tempat tinggal, mau melepas rindu dengan keluarga, atau pun tidak
merayakannya sama sekali. Semoga momentum ini bisa mengantarkan kita semua
menuju yang dicita-citakan, dan menuju hidup yang lebih bahagia dan berarti. Setidaknya
bahagia saja. Harta, gelar, kedudukan, dan popularitas, sungguh jauh lebih
mudah ditemukan daripada kebahagiaan yang sejati.
Salam.
Malang, 31 Desember 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar